Monday, January 15, 2007

Makna Shalawat Nabi

"Shalawat kiranya berlimpah kepada al-Musthafa sang rasul yang terjaga dan mulia berlimpah pula kepada keluarga para sahabat dan pengikut yang setia."

Setelah hamdallah maka diikuti dengan mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena ini sunnah Nabi. Allah SWT berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman ucapkan shalawat dan salam penghormatan kepada Nabi"
Selain itu Nabi Muhammad SAW juga bersabda :
"Barangsiapa menulis shalawat, maka malaikat akan beristighfar untuknya, selama tulisan itu masih ada."
"Barangsiapa yang ingin berjumpa dan memperoleh ridla Allah, maka perbanyaklah membaca shalawat."
"Hendaklah kalian memperbanyak membaca shalawat karena akan menjadi cahaya dalam kubur, ketika melewati Shiratal Mustaqim, dan akan menjadi nur yang bercahaya di dalam surga."
"Dengan selalu membaca shalawat akan meredakan murka Allah serta mematahkan tipu daya setan."
Ibnu Jauzi dalam kitab al-Busthan menulis :
"Apabila ada orang dalam suatu majelis pertemuan tida membaca shalawat kepada Nabi SAW, maka ia akan keluar dari majelis itu dengan bau tak sedap. Sebaliknya jika orang yang keluar dari suatu majelis sambil membaca shalawat, maka baunya akan lebih harum daripada minyak wangi, sebab Rasulullah SAW adalah manusia yang paling harum diantara yang harum, yang paling suci diantara orang-orang suci. Jika Nabi SAW sedang menghadiri suatu majelis dan berbicara diantara mereka, maka majelis itu penuh dengan aroma Misik."

Besar sekali pahala dan kehebatan serta fadlilah shalawat kepada Nabi SAW. Hendaklah orang beriman selalu mengucapkan shalawat, karena Rasulullah SAW adalah perantara yang agung dari seluruh rahmat dan kenikmatan yang telah diterima manusia.

Fadlilah atau keutamaan membaca shalawat, diantaranya adalah untuk menerangi hati yang gelap, menghindari kepikunan, sebagai wasilah dengan Allah, memudahkan masuknya rizki.
Dalam sebuah hadits diterangkan :
"Pada suatu hari Jibril datang kepadaku, membawa berita gembira yang belum pernah disampaikan kepadaku. Ia menjelaskan bahwa barangsiapa diantara umatku mengucapkan shalawat satu kali, maka Allah akan menganugerahkan untuknya seratus kebaikan. Barangsiapa yang membaca shalawat seratus kali, maka Allah akan menganugerahkan untuknya seribu kebaikan, kemudian memasukkan mereka ke surga, dan mengharamkan mereka masuk neraka."

Akan sangat utama apabila orang yang membaca shalawat dalam keadaan suci. Didahului dengan berwudlu, menghadap kiblat dan dalam keadaan tafakur mensifati keagungan Nabi SAW. Mentartilkan bacaannya dan tidak tergesa-gesa.
Ungkapan al-Musthafa pada syair di atas bermakna "Orang yang terpilih" diantara semua makhluk, sehingga keutamaan Nabi Muhammad SAW melebihi malaikat di sisi Allah dan alam semesta.

Menurut Imam Syafi'i, Ahlul Bait Nabi SAW adalah keturunan Bani Hasyim dan Abdul Muthalib yang beriman. Sebagian ulama berpendapat bahwa Ahlul Bait Nabi SAW adalah berasal dari turunan Fatimah az-Zahrah RA, satu-satunya puteri Rasulullah SAW yang hidup sampai meninggalnya Rasulullah SAW. Dialah yang menurunkan cucu-cucu Nabi SAW dan seterusnya.
Ada pengertian yang berbeda dari para ulama tentang Ahlul Bait Rasulullah SAW, seperti penjelasan berikut :
a. Mereka yang senantiasa meninggalkan hal-hal yang kotor, orang-orang yang senantiasa membersihkan dirinya menjadi manusia yang suci bersih, seperti terungkap dalam shalawat berikut :
b. Orang yang mendapat kebahagiaan dengan ketakwaannya dan mendapat ridla Allah SWT, seperti ditegaskan dalam shalawat berikut :

c. Umat Islam seluruhnya yang telah menerima Risalah Nabi SAW dan mengamalkannya (umat ijabah) seperti bacaan shalawat di bawah ini :

Dengan penjelasan di atas, sebagai ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Ali Muhammad (Ahlul Bait) adalah semua umat Muhammad SAW yang telah menerima Islam dan mengamalkan Sunnah Nabi Muhammad SAW dehgan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

Friday, January 12, 2007

KEUTAMAAN SHALAWAT



Artinya: "Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebut-Mu "

Penjelasan: Al- Mazânî bertutur sebagai berikut: Saya bermimpi melihat Imam Al-Syâfi'i. Lalu saya bertanya pada beliau, "Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?" Beliau menjawab, Allah telah mengampuni diriku berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risâlah, yaitu:

Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin kullama dza-karaka al-Dzâkirûna wa Shalli 'alâ Muhammadin kullamâ ghafala 'an dzikrik al-Ghâfilûna."

Sementara itu, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ' menuturkan hal berikut:
Abu Al-Hasan Al-Syâfi'i menuturkan, "Saya telah bermimpi melihat Rasulullah Saw., lalu saya bertanya, "Ya Rasulullah, dengan apa Al-Syâfi'i diberi pahala dari sebab ucapannya dalam kitab Al-Risâlah: Washallallâhu 'alâ muhammaddin kullamâ dzakara al-Dzdâkirûn waghafala 'an dzikrik al-ghâfilûn?' Rasulullah meniawab: 'la tidak ditahan untuk dihisab."'

MENGAPA DOA TAK TERIJABAH ?

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

  1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
  2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
  3. Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
  4. Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau
    tentang ayat-ayatnya.
  5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat
    menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
  6. Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
  7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan- syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
  8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki dating kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq, lalu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”
“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” Tanya Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?” tanya Imam Ja’far.
“Tidak,” jawab orang itu.
“Lalu ayat yang kedua apa?” Tanya Imam Ja’far lagi.
“Ayat yang kedua berbunyi “Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin” (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya,” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?” tanya Imam Ja’far lagi.
“Tidak,” jawabnya.
“Lalu mengapa?” Tanya imam Ja’far.
“Aku tidak tahu,” jawabnya.

Imam Ja’far kemudian menjelaskan, “Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo’a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do’amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo’a kepada Allah, maka berdo’alah kepada-Nya dengan Jihad Do’a. Tentu Alah akan menjawab do’amu walaupun engkau orang yang berdosa.”
“Apa yang dimaksud Jihad Do’a?” sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, “Ya Allah, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau rdhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do’amu,” papar Imam Ja’far.***

HIKMAH SHALAWAT


“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat (memberi rahmat) kepada Nabi s.a.w. (oleh karena itu) wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu (meminta rahmat) untuk Nabi s.a.w dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan terhadapnya.”

(al-Ahzab 56)


Bersumberkan daripada At Taiyimi katanya, ”Apabila mereka berselawat ke atas Nabi s.a.w. maka para malaikat pun turut berselawat bersama mereka sehingalah mereka selesai berselawat.”

  • Satu kali selawat Allah akan membalas dengan 10 kali selawat untuknya.
  • Satu kali selawat Allah akan mengangkatnya dengan 10 darjat.
  • Malaikat juga akan turut membaca selawat ke atas orang yang membaca selawat untuk Rasulullah s.a.w.
  • Doa yang disertai dengan selawat akan diperkenankan oleh Allah Taa’la tetapi doa yang tidak disertai dengan selawat ianya akan tergantung di antara langit dan bumi.
  • Akan mendapat tempat yang dekat dengan Rasulullah s.a.w. di hari kiamat nanti.
  • Allah akan menggandakan limpah kurnia dan rahmat-Nya pada mereka yang berselawat untuk Nabi s.a.w.
  • Dapat membersihkan hati, jiwa dan roh kotor yang berselaput di dalam dada.
  • Dapat membuktikan kecintaan dan kasih sayang kita terhadap Rasulullah.
  • Mewariskan kecintaan Rasulullah terhadap umatnya.
  • Akan terselamat dan terpelihara daripada segala apa yang mendukacitakan dari hal keduniaan mahu pun akhirat.
  • Dengan membaca selawat akan dapat mengingatkan kembali apa-apa yang telah kita lupa.
    Akan mendapat nur yang bersinar-sinar di hati apabila kita berselawat 100 kali dengan bersungguh-sungguh.
  • Mendapat ganjaran pahala seperti memerdekakan seorang hamba bila kita berselawat sebanyak 10 kali.
  • Allah akan meluas dan melapangkan rezekinya dari sumber-sumber yang tidak diketahui.
  • Allah akan memberatkan timbangan amalnya pada neraca timbangan di hari kiamat nanti.
  • Mendapat keberkatan dari Allah bagi dirinya dan juga keluarganya.
  • Mendapat rasa kasih sayang dari hati-hati orang mukmin terhadapnya.
  • Akan mendekatkan dirinya dengan Telaga Haudh (Telaga Rasulullah s.a.w.) serta dapat pula meminumnya di hari kiamat nanti.
  • Dapat melepaskan diri seseorang itu dari tergelincir semasa melalui titian Sirat dan ia dengan selamat menuju ke syurga.

Ikhwah, Imam Ibnu Mandah dalam "al-Fawaaid", Imam al-Ashbahaani dalam "at-Targhib", Imam ad-Dailami dalam "Musnad al-Firdaus" dan Imam al-Baihaqi dalam "Hayatul Anbiya" meriwayatkan satu hadits daripada Sayyidina Anas r.a. bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:


"Sesiapa bersholawat ke atasku 100 kali pada hari Jumaat dan malam Jumaat, nescaya ditunaikan Allah baginya 100 hajat, 70 dari hajat-hajat akhirat dan 30 dari hajat-hajat dunia. Kemudian Allah wakilkan seorang malaikat untuk menghadapku dengan membawa sholawat-sholawat tersebut dalam kuburku sebagaimana menghadap orang membawa hadiah kepada kamu, bahawasanya ilmu/pengetahuanku setelah mati sama seperti ilmu/pengetahuanku sewaktu aku hidup."

Thursday, January 11, 2007

KEUTAMAAN TASBIH

Dari Abü Hurairah r.a. diriwayatkan bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda,

"Barangsiapa mengucapkan, ‘Subhaanallaahi wa bihamdih' (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya),' seratus kali dalam satu hari, di ampunilah dosa-dosanya, walaupun dosa dosanya itu sebanyak buih di lautan." (HR Al-Bukhäri)

Dari Abü Hurairah r.a. diriwayatkan bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda,

"Barangsiapa yang mengucapkan setiap hari seratus kali, ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai'in qadiir' (Tidak ada tuhan kecuali Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah kerajaan dan bagi-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu),' maka dia seperti orang yang memerdekakan sepuluh budak, dituliskan untuknya seratus pahala, dihapuskan darinya seratus dosanya, dan ia merupakan pelindungnya dari setan pada harinya itu sampai sore harinya. Tidak ada seorang pun yang beramal lebih utama darinya, kecuali seseorang yang mengerjakan lebih banyak dari pada amalnya." (HR Al-Bukhãri)

SYAHADAT SESUDAH WUDHU

Amalan yang mudah diamalkan tetapi
mengandung hikmah dan rahasia yg besar, untuk memperoleh rhidlo Allah SWT.

MENGUCAPKAN SYAHADAT SESUDAH WUDHU

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّلهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ مسلم
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian mengucapkan :
Asyhadu alla ilaah illallahu wahdahu laa syarikalah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, Allahummaj’alni minattawwabin waj’alni minal mutathahhirin,
maka akan dibuka baginya pintu-pintu syurga yang dia dapat masuk dari mana saja dia suka “

SHALAWAT




Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah Shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu, nabi yang ummi."

Penjelasan : Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ' mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mepgampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun." Kemudian ditanyakan, "Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?"
Rasulullah menjawab,
'Allâhumma shalli 'alâ Muhamadin 'abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummî."
Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setiap malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Saw. dalam keadaan sadar